SAMBUTAN dari seluruh peserta STKN 2013 begitu besar
saat Bhante YA. Viriyanadi Mahathera memasuki hall utama tempat terselenggaranya kegiatan utama acara besar ini.
Masing-masing peserta dibagikan paper yang berisi penelusuran jejak yang
menguak sejarah Kerajaan Mojopahit.
Bhante YA. Viriyanadi Mahathera pun mulai
menceritakan tentang masa-masa kejayaan
Kerajaan Mojopahit hingga saat-saat keruntuhannya. Pada tahun 1336 Ratu Tribhuwana
Wijayatunggadewi mengangkat Gajah Mada
sebagai Patih Mojopahit. Di saat pengangkatan inilah Patih Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang termashur
itu. pada sumpah itu dia berjanji akan mendirikan sebuah kemaharajaan dengan
menyatukan Nusantara. Dan memang terbukti semasa pemerintahan Tribhuwana
Wijayatunggadewi bersama Patih Gajah Mada,
Mojopahit tumbuh berkembang menjadi kerajaan yang sangat besar.
Kemudian kekuasaan sang ratu diteruskan oleh putranya yaitu Hayam Wuruk yang
juga disebut Rajasanegara di tahun 1350 – 1389. Pada masa pemerintahan Hayam
Wuruk dan Gajah Mada inilah Mojopahit
mencapai puncak kejayaan dan memiliki wilayah kekuasaan di hamper seluruh
wilayah Nusantara sampai ke semenanjung Malaya. Dan bahkan jangkauan ekspedisi
armada laut Mojopahit mencapai Laut Cina Selatan.
Keruntuhan kerajaan Mojopahit,
Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Mojopahit
berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389, Mojopahit
memasuki masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta. Pewaris Hayam Wuruk adalah
putri mahkota Kusumawardhani, yang menikahi sepupunya sendiri, pangeran
Wikramawardhana. Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra dari selirnya
Wirabhumi yang juga menuntut haknya atas takhta. Perang saudara yang disebut
Perang Paregreg diperkirakan terjadi pada tahun 1405-1406, antara Wirabhumi
melawan Wikramawardhana. Perang ini akhirnya dimenangi Wikramawardhana,
semetara Wirabhumi ditangkap dan kemudian dipancung. Tampaknya perang saudara
ini melemahkan kendali Mojopahit
atas daerah-daerah taklukannya di seberang.
Menyelesaikan cerita kejayaan dan keruntuhan
Kerajaan Mojopahit, Bhante YA. Viriyanadi Mahathera.melanjutkan kisah
selanjutnya dengan menceritakan asal mula dibangunnya Maha Vihara Mojopahit.
Saat sedang bermeditasi, Bhante YA. Viriyanadi Mahathera mendengarkan bisikan
suara dan kemudian beliau mengikutinya. Suara tersebut menuntunnya ke sebuah
lahan kosong yang ditutupi oleh banyak pohon bambu dan juga pohon kedondong. Saat mendengarkan bisikan suara
lagi, Bhante YA.
Viriyanadi Mahathera
mendapat keyakinan untuk membangun sebuah Buddhist Sanggar Pemuja
Buddha. Beliau langsung menemui pemilik lahan kosong tersebut. Karena tujuan
Bhante YA. Viriyanadi Mahathera yang
mulia untuk mendirikan Sanggar Pemujaan Buddha, sang pemilik lahan menjual
lahan sesuai dengan harga yang dikehendaki Bhante YA. Viriyanadi Mahathera.
Halangan sempat datang saat separuh lahan tersebut ternyata milik istri kedua
dari pemilik lahan. Awalnya ia mengatakan jika tanah tersebut tidak dijual,
namun akhirnya tanah tersebut dijual karena ia sedang membutuhkan uang untuk
pengobatan sang anak. Harga separuh lahan pun dijual sama seperti harga lahan
sebelumnya.
Izin pendirian Maha Vihara Mojopahit adalah
satu-satunya di Indonesia yang merupakan Buddhist Centre. Tahun 1988 terjadi
kehebohan, karena di Trowulan berdiri Buddhist Centre. Bahkan Bhante YA.
Viriyanadi Mahathera sempat diusut saat issue ini beredar luas. Banyak pihak
yang menentang keberadaan Maha Vihara Mojopahit ini karena tidak satupun
masyarakat di Trowulan pad asaat itu menganut agama Buddha. Namun Bhante YA.
Viriyanadi Mahathera menjelaskan bahwa
tujuan awal beliau membangun Maha Vihara Mojopahit ini adalah membantu
Pemerintah Daerah untuk mengenalkan lagi petilasan Mojopahit, mengangkat harkat
keadaan masyrakat di Trowulan, serta menjadikan Maha Vihara Mojopahit sebagai
Buddhist Centre sebagai perbandingan untuk agama Buddha di seluruh Indonesia.
Setelah dilakukan protes, Bupati Mojokerto
menyerahkan masalah ini kepada DPR Komisi IX untuk mengganti kerugian pendirian
Maha Vihara Mojopahit jika saja pendirian ini dilarang. Karena tidak dapat
menyanggupi syarat ini, akhirnya, Maha
Vihara Mojopahit tetap diteruskan dan berkembang pesta hingga sekarang.
Maha Vihara Mojopahit membuka tempat ini mulai pukul
06.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB untuk umum. Anggapan Kelenteng dan
Vihara yang selama ini dikatakan rumah berhala atau rumah setan hilang seketika
saat banyak orang berkunjung langsung ke tempat ini. Bahkan Maha Vihara
Mojopahit membuka secara lebar untuk agama apapun untuk datang bahkan menginap
di sini. Hanya saja terdapat satu syarat wahib yang harus dipatuhi untuk dapat
menginap di sini yaitu makanan yang dikonsumsi di lingkungan Maha Vihara
Mojopahit haruslah vegetarian. Hal ini merupakan syarat mutlak yang tidak dapat
diganggu gugat.
Berkat kerja keras Bhante YA. Viriyanadi Mahathera dan para donator, sejarah Mojopahit ini kini
mulai terangkat kembali. Hal ini juga turut didukung oleh Pemerintah Jaw a
Timur yang menyediakan dana Rp 400 Milyar untuk seluruh penduduk desa Trowulan
yang bersedia bangunan depan rumahnya
dibentuk seperti zaman Kerajaan Mojopahit. Wacana untuk mendirikan Desa
Mojopahit juga semakin mengemuka. Bahkan warganya diharapkan untuk dapat
mengikuti pakaian seperti pada zaman itu. Hal ini merupakan pencapaian prestasi
atas bentuk pelestarian budaya Indonesia.
Sesi akhir ditutup dengan salah satu pertanyaan dari
peserta STKN 2013. Akhirnya, Bhante YA. Viriyanadi Mahathera juga diberikan kenang-kenangan berupa gambar
karikatur dirinya. Setelah itu, beliau langsung meninggalkan hall utama sembari memberikan senyum
pada seluruh peserta dan hadirin yang hadir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar