Social Icons

Join with us on FACEBOOK

Sabtu, 28 Desember 2013

Menguak Asal Usul Maha Vihara Mojopahit di Trowulan

SAMBUTAN dari seluruh peserta STKN 2013 begitu besar saat Bhante YA. Viriyanadi Mahathera memasuki hall utama tempat terselenggaranya kegiatan utama acara besar ini. Masing-masing peserta dibagikan paper yang berisi penelusuran jejak yang menguak sejarah Kerajaan Mojopahit.

Bhante YA. Viriyanadi Mahathera pun mulai menceritakan tentang masa-masa kejayaan  Kerajaan Mojopahit hingga saat-saat keruntuhannya.  Pada tahun 1336 Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi mengangkat Gajah  Mada sebagai Patih Mojopahit. Di saat pengangkatan inilah Patih Gajah  Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang termashur itu. pada sumpah itu dia berjanji akan mendirikan sebuah kemaharajaan dengan menyatukan Nusantara. Dan memang terbukti semasa pemerintahan Tribhuwana Wijayatunggadewi bersama Patih Gajah  Mada, Mojopahit tumbuh berkembang menjadi kerajaan yang sangat besar.
Kemudian kekuasaan sang ratu diteruskan oleh putranya yaitu Hayam Wuruk yang juga disebut Rajasanegara di tahun 1350 – 1389. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dan Gajah  Mada inilah Mojopahit mencapai puncak kejayaan dan memiliki wilayah kekuasaan di hamper seluruh wilayah Nusantara sampai ke semenanjung Malaya. Dan bahkan jangkauan ekspedisi armada laut Mojopahit mencapai Laut Cina Selatan.

Keruntuhan kerajaan Mojopahit, Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Mojopahit berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389, Mojopahit memasuki masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta. Pewaris Hayam Wuruk adalah putri mahkota Kusumawardhani, yang menikahi sepupunya sendiri, pangeran Wikramawardhana. Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra dari selirnya Wirabhumi yang juga menuntut haknya atas takhta. Perang saudara yang disebut Perang Paregreg diperkirakan terjadi pada tahun 1405-1406, antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Perang ini akhirnya dimenangi Wikramawardhana, semetara Wirabhumi ditangkap dan kemudian dipancung. Tampaknya perang saudara ini melemahkan kendali Mojopahit atas daerah-daerah taklukannya di seberang.

Menyelesaikan cerita kejayaan dan keruntuhan Kerajaan Mojopahit, Bhante YA. Viriyanadi Mahathera.melanjutkan kisah selanjutnya dengan menceritakan asal mula dibangunnya Maha Vihara Mojopahit. Saat sedang bermeditasi, Bhante YA. Viriyanadi Mahathera mendengarkan bisikan suara dan kemudian beliau mengikutinya. Suara tersebut menuntunnya ke sebuah lahan kosong yang ditutupi oleh banyak pohon bambu dan juga pohon  kedondong. Saat mendengarkan bisikan suara lagi, Bhante YA. 

Viriyanadi Mahathera  mendapat keyakinan untuk membangun sebuah Buddhist Sanggar Pemuja Buddha. Beliau langsung menemui pemilik lahan kosong tersebut. Karena tujuan Bhante YA. Viriyanadi Mahathera   yang mulia untuk mendirikan Sanggar Pemujaan Buddha, sang pemilik lahan menjual lahan sesuai dengan harga yang dikehendaki Bhante YA. Viriyanadi Mahathera. Halangan sempat datang saat separuh lahan tersebut ternyata milik istri kedua dari pemilik lahan. Awalnya ia mengatakan jika tanah tersebut tidak dijual, namun akhirnya tanah tersebut dijual karena ia sedang membutuhkan uang untuk pengobatan sang anak. Harga separuh lahan pun dijual sama seperti harga lahan sebelumnya.

Izin pendirian Maha Vihara Mojopahit adalah satu-satunya di Indonesia yang merupakan Buddhist Centre. Tahun 1988 terjadi kehebohan, karena di Trowulan berdiri Buddhist Centre. Bahkan Bhante YA. Viriyanadi Mahathera  sempat diusut saat issue ini beredar luas. Banyak pihak yang menentang keberadaan Maha Vihara Mojopahit ini karena tidak satupun masyarakat di Trowulan pad asaat itu menganut agama Buddha. Namun Bhante YA. Viriyanadi Mahathera   menjelaskan bahwa tujuan awal beliau membangun Maha Vihara Mojopahit ini adalah membantu Pemerintah Daerah untuk mengenalkan lagi petilasan Mojopahit, mengangkat harkat keadaan masyrakat di Trowulan, serta menjadikan Maha Vihara Mojopahit sebagai Buddhist Centre sebagai perbandingan untuk agama Buddha di seluruh Indonesia.

Setelah dilakukan protes, Bupati Mojokerto menyerahkan masalah ini kepada DPR Komisi IX untuk mengganti kerugian pendirian Maha Vihara Mojopahit jika saja pendirian ini dilarang. Karena tidak dapat menyanggupi syarat ini,  akhirnya, Maha Vihara Mojopahit tetap diteruskan dan berkembang pesta hingga sekarang.

Maha Vihara Mojopahit membuka tempat ini mulai pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB untuk umum. Anggapan Kelenteng dan Vihara yang selama ini dikatakan rumah berhala atau rumah setan hilang seketika saat banyak orang berkunjung langsung ke tempat ini. Bahkan Maha Vihara Mojopahit membuka secara lebar untuk agama apapun untuk datang bahkan menginap di sini. Hanya saja terdapat satu syarat wahib yang harus dipatuhi untuk dapat menginap di sini yaitu makanan yang dikonsumsi di lingkungan Maha Vihara Mojopahit haruslah vegetarian. Hal ini merupakan syarat mutlak yang tidak dapat diganggu gugat.

Berkat kerja keras Bhante YA. Viriyanadi Mahathera  dan para donator, sejarah Mojopahit ini kini mulai terangkat kembali. Hal ini juga turut didukung oleh Pemerintah Jaw a Timur yang menyediakan dana Rp 400 Milyar untuk seluruh penduduk desa Trowulan yang bersedia bangunan depan rumahnya  dibentuk seperti zaman Kerajaan Mojopahit. Wacana untuk mendirikan Desa Mojopahit juga semakin mengemuka. Bahkan warganya diharapkan untuk dapat mengikuti pakaian seperti pada zaman itu. Hal ini merupakan pencapaian prestasi atas bentuk pelestarian budaya Indonesia.

Sesi akhir ditutup dengan salah satu pertanyaan dari peserta STKN 2013. Akhirnya, Bhante YA. Viriyanadi Mahathera  juga diberikan kenang-kenangan berupa gambar karikatur dirinya. Setelah itu, beliau langsung meninggalkan hall utama sembari memberikan senyum pada seluruh peserta dan hadirin yang hadir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates